Samarinda – Provinsi Kalimantan Timur akan kembali menggelar Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada awal Oktober mendatang. Ajang tahunan ini akan mempertandingkan 14 cabang olahraga dan menjadi bagian penting dari sistem pembinaan dan seleksi atlet pelajar menuju level nasional.
Hal tersebut disampaikan oleh Rasman Rading, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim. Ia menegaskan bahwa Popda bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga merupakan medium pembinaan strategis bagi para atlet muda.
“Agenda ini akan menjadi panggung pembinaan sekaligus seleksi awal bagi atlet pelajar menuju tingkat nasional,” ujar Rasman, Rabu (18/6/2025).
Adapun 14 cabang olahraga (cabor) yang akan dipertandingkan telah disepakati bersama oleh Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (Bapopsi) kabupaten/kota. Cabor tersebut adalah: atletik, renang, panahan, bola voli, bulu tangkis, bola basket, sepak bola, karate, pencak silat, taekwondo, judo, tinju, menembak, dan senam.
“Penetapan ini mempertimbangkan kesiapan infrastruktur, potensi atlet, serta hasil koordinasi dengan Bapopsi di tingkat daerah,” jelas Rasman.
Lebih lanjut, Rasman menjelaskan bahwa peserta Popda dibatasi untuk atlet pelajar yang lahir mulai 1 Januari 2008 dan masih aktif berstatus pelajar. Tujuannya adalah menjaga semangat pembinaan dan memastikan ajang ini tidak diikuti oleh atlet profesional.
“Kami pastikan ini untuk pelajar aktif, bukan atlet profesional,” tegasnya.
Secara teknis, cabang olahraga dalam Popda dibedakan menjadi dua kategori, yakni cabor terukur seperti atletik, renang, dan panahan, serta cabor tidak terukur seperti bola voli, bola basket, dan bela diri.
Popda 2025 juga akan menjadi jembatan menuju ajang nasional, yakni POPNAS, sehingga proses seleksi berlangsung secara alamiah melalui kompetisi antar pelajar.
“Ajang ini menjadi bagian dari peta jalan pembinaan, sekaligus sarana deteksi dini untuk menjaring atlet potensial sejak usia muda,” ucap Rasman.
Menurutnya, Popda tidak semata-mata menjadi ajang perebutan medali, tetapi juga momentum untuk menggerakkan ekosistem pembinaan olahraga pelajar di Kalimantan Timur.
“Dari sini, bibit-bibit baru kita harapkan bisa berkembang hingga ke panggung nasional,” pungkasnya.